Hakikat Hidup Sawang Sinawang (Pujangga Wedang)
Ini adalah beberapa kisah pembelajaran untuk selalu mensyukuri dan menikmati hidup dengan cara selalu melihat kedalam diri dengan tidak melihat ataupun silau dengan kehidupan orang lain, betapapun indah ataupun sukses kehidupan orang lain seyogyanya untuk tidak merasa iri dengan kehidupan seseorang hingga kita lupa akan jalan kehidupan kita sendiri.
Setelah sekian lama melihat hal tersebut, tabib tersebut jadi jatuh mental. Maka tabib pun mulai berpikir, "jika mereka ditakdirkan berperang untuk mati, kanapa saya harus merawat mereka?". Jika obat saya bermanfaat, mengapa mereka harus berperang hingga sampa terluka/mati?"
Tabib pun berfikir adakah manfaat menjadi tabib perang??? Si tabib pun begitu tertekan hingga tak mau mengobati orang lagi. Ia pun akhirnya meninggalkan medan perang, lalu mengembara menuju ke gunung untuk mencari pencerahan dengan menemui seorang pertapa yag bijaksana.
Sekian dan terima kasih.
Tabib pun berfikir adakah manfaat menjadi tabib perang??? Si tabib pun begitu tertekan hingga tak mau mengobati orang lagi. Ia pun akhirnya meninggalkan medan perang, lalu mengembara menuju ke gunung untuk mencari pencerahan dengan menemui seorang pertapa yag bijaksana.
Akhirnya setelah beberapa bulan tinggal dengan pertapa tersebut akhirnya ia menyadari dan memahami masalah yang ia hadapi. Lalu sang tabib pun turun gunung untuk menjadi tabib kembali.
Ia berkata dengan bahasa yang sangat sederhana "karena saya adalah tabib."
Kisah kedua yaitu mengenai si Ombak kecil dan besar, si ombak kecil selalu merasa iri dengan ombak besar.
Ia berkata dengan bahasa yang sangat sederhana "karena saya adalah tabib."
Kisah kedua yaitu mengenai si Ombak kecil dan besar, si ombak kecil selalu merasa iri dengan ombak besar.
"Mengapa mereka lebih besar daripada diriku yang hanya sebuah ombak kecil?! Aku menjadi sangat menderita karena memikirkannya"
Lalu ombak besar pun mengetahui lalu memberikan nasehat yang cukup mengena di hati sanubari ombak kecil.
"Wahai ombak kecil, tidak perlu iri dengan keadaanmu yang sekarang ini. Bentukmu yang sekarang ini merupakan bentuk yang sementara. Sama halnya merupakan aku yang memiliki arus yang besar."
"Sebenarnya kita adalah satu, yaitu merupakan salah satu unsur air di muka bumi ini. Jika engkau tidak tertipu lagi dengan bentuk-bentuk gelombang ,maka engkau dapat bebas dari penderitaan dan mengerti sedemikian adanya."
"Oh iyaya... Benar!!! Kita sebenarnya adalah satu di lautan ini, kita adalah sama. Terima kasih ombak besar telah memberikan aku pencerahan." Jawab si ombak kecil dengan senyum lebar.
Inti cerita diatas, marilah kita hidup mengisi kehidupan sesuai peran masing-masing. Saling mengisi hingga menciptakan suasana yang harmonis. Kalau semisal hidup menjadi ikan ya berenanglah mengarungi samudera lautan sepenuh hati, kalau jadi burung ya terbanglah kepakkan sayap sekuat mungkin setinggi-tingginya di angkasa. Jangan sebaliknya burung berharap jadi ikan ya pasti mati tenggelam.
Sekian dan terima kasih.
Sumber gambar : Google.com
0 Response to "Hakikat Hidup Sawang Sinawang (Pujangga Wedang)"
Posting Komentar